Jumat, 29 Juni 2018

Multimeter Digital dan Analog


Multimeter Analog

Multimeter analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

Merupakan alat ukur yang bekerja dengan menggunakan teknologi analog. Jadi ketika anda sedang mengukur suatu besaran listrik, maka cara mengetahui nilainya adalah dengan melihat angka yang ditunjuk oleh jarum. Setelah itu anda sesuaikan dengan skala yang sebelumnya dipilih pada selector switch.

Kelebihan: Kelebihan dari multimeter analog adalah dapat digunakan untuk mengetahui suatu komponen listrik apakah sudah mengalami kerusakan ataupun belum. Selain itu mltimeter analog juga memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan multimeter digital.

Kekurangan: Kekurangan dari multimeter analog adalah kurang efisien ketika digunakan. Dalam membaca nilai besarannya harus menggunakan rumus tertentu berdasarkan skala yang sebelumnya dipilih. Kekurangan lain dari multimeter jenis ini yaitu mudah mengalami kerusakan pada bagian jarumnya (spul). Hal ini bisa terjadi jika anda memilih skala yang lebih kecil dari besaran listrik yang diukur.

Untuk mengetahui bagian-bagian pada multimeter analog dapat dilihat pada gambar di bawah
 multimeter analog 1
Gambar Bagian-bagian multimeter analog
          Dari gambar di atas, dapat terlihat panel terminal dan fasilitas yang dimiliki multimeter, yaitu:
1.      Scale (Skala Maksimum/SM)
·         Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel.
skala multimeter
Gambar Skala multimeter
·         Skala maksimum mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri
·         Skala maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dari kiri ke kanan
2.      Mirror/Cermin
Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkan oleh jarum meter. Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan Multimeter, sehingga pada saat melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki bayangan pada cermin, yang menandakan pengukuran tepat pada petunjuk yang diperoleh.
3.      Pointer/Jarum meter
Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan pada Multi meter
4.      Zero Correction / Pengenolan Jarum
Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri dalam mengukur arus dan tegangan.
5.      Ohm Adjusment
Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan dalam mengukur hambatan.
6.      Batas Ukur (BU)
Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
 batas ukur
Gambar 2.3. Batas Ukur Multimeter
1)   Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt;
2)   Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt;
3)   Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi;
4)   Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC;
Ø  Range Selektor berfungs iuntuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun hambatan yang akan diukur.
Ø  Measuring Terminal / Probe ( + / – )

Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang menghubungkan Multimeter dengan apa yang mau diukur. Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah untuk kutub positif dan probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.
Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog, maka dilakukan kalibrasi. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Sebelum mengetahui langkah-langkah dari kalibrasi multimeter, alangkah lebih baiknya kita mengetahui fungsi dan tujuan dari kalibrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan tujuan dari kalibrasi adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya;
2.      Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu instrumen ukur;
3.      Untuk menjamin hasil pengukuran sesuai standar nasional dan internasional;
4.      Untuk melihat tingkat ketelitian alat ukur dibangingkan dengan alat ukur standar;
5.      Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error.

Berikut adalah langkah – langkah dalam kalibrasi:
1.      Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0;
2.      Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil;
3.      Pasang Probe pada konektor + dan –;
4.      Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter;
5.      Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit;
6.      Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau tidak, jika belum maka putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.

Cara Menggunakan Multimeter Analog
1)      Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2)      Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3)      Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4)      Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5)      Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak



Multimeter Digital

Sesuai dengan namanya, multimeter ini telah disematkan dengan teknologi digital. Hal ini terlihat dari adanya layar LCD yang mampu menampilkan nilai dari besaran listrik yang sedang diukur. Pengukuran pada multimeter ini ditampilkan oleh ADC (pengubah analog menjadi digital). Jadi ketika mengukur besaran listrik, anda cukup dengan melihat angka yang ditunjuk pada layar LCD multimeter digital.

Kelebihan: Kelebihan dari multimeter digital adalah mudah digunakan dan lebih efisien karena nilai yang diukur akan langsung muncul pada layar LCD dalam bentuk nominal (angka). Selain itu, nilai yang diukur juga memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi, karena kemungkinan kesalahan dalam pembacaan sangat kecil.

Kekurangan: Kekurangan dari multimeter digital ialah sulit digunakan untuk mengukur kerusakan pada berbagai komponen elektronika seperti transistor, elco, dan lain-lain. Multimeter ini juga memiliki harga jual yang cukup mahal jika dibandingkan dengan multimeter jenis analog.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr0_yjtV7MD9U5HGek5CXyMISmptK1M5mPZex0fyqhK6TiQ0ie-2gYjHcnzN07il7hS_Den7mNEP9JrO_cDEspQ_lgicck20GibIe-aEgv8JeyWnSGXGZl-FuYYfQhp3MSX4TYR-Vx5bI/s1600/111111.jpg

Fungsi Multimeter :
·         Mengukur tegangan DC
·         Mengukur tegangan AC
·         Mengukur kuat arus DC
·         Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
·         Mengecek hubung-singkat / koneksi
·         Mengecek transistor
·         Mengecek kapasitor elektrolit
·         Mengecek dioda, led dan dioda zener
·         Mengecek induktor
·         Mengukur HFE transistor (type tertentu)
·         Mengukur suhu (type tertentu)

Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1)      Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2)      Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
3)      Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4)      Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar